Geliat pembangunan di tahun ini meningkat dengan pembangunan infrastruktur di mana - mana terutama di Indonesia. Pembuatan jalan Tol mencapai ribuan kilometer sudah dibuat dan sedang dalam tahap pengerjaan atau masih dalam tahap rencana pengerjaan. Peranan perusahaan dan pengusaha truk lebih sibuk order dari biasanya bahkan mungkin keteter sehingga banyak pengiriman yang sedikit tertunda. Dijalan pada jam malam banyak truk tronton sebagian besar mendominasi di jalan - jalan. Berbagai merek truk tronton Dump Isuzu Giga, Mitsubishi Fuso genjo, Hino louhan terbaru FM 500 juga sudah banyak mendominasi dijalan bahkan Nissan tronton terbaru Quester juga nampak berlalu - lalang di jalan Bogor Sukabumi Jawa Barat.
Wajar dengan kondisi sekarang para perusahaan dan pengusaha menerima order yang mempunyai jarak tempuh proyek yang tidak terlalu jauh dari poolnya masing - masing. Karena berpengaruhi besar mengurangi dari tingkat resiko pengusaha angkutan. Aksi jeli mana proyek yang harus didahulukan dengan pendapatan yang paling besar akan di ambil. Mengingat siklus kalau hari biasa mereka sedikit mendapatkan order maka dengan kondisi sekarang akan mencari pendapatan yang besar, ajian aji mumpung akan dipakai demi kelangsungan usahanya.
Jumlah armada yang terbatas sebelum geliat proyek yang banyak sekarang terlihat hal yang wajar mengingat kondisi sepi order seelumnya biasanya pengusaha akan memangkas jumlah unitnya guna meminimalisir pengeluaran untuk perawatan. Pengurangan bisa unit yang dijual, diover alih atau diserahkan kepada pihak pembiayaan. Sudah menjadi hal lumrah dan biasa dijumpai dimana - mana strategi demikian walaupun tradisional tapi lumayan ampuh. Ciri utamanya biasanya aramada yang di miliki bukan atas namanya sendiri melainkan atas nama orang lain, memang sudah bisa di terka untuk kepemilikan truk yang atas sendiri nama pemilik / pemakai terbilang sedikit. Contoh satu perusahaan atau pengusaha memiliki armada 100 unit biasanya kalau sudah pemain lama paling armada milik sendiri hanya 10 unit atau 10 % sisanya bisa menyewa, titipan dalam bentuk kerjasama dan unit leasing yang dicicil. Dengan demikian kalau sedang dalam keadaan sepi proyek dan order lebih cepat proses pelepasan dalam rangka pengurangan unit dengan tidak berpengaruh dengan nama perusahaan atau pengusaha (nama yang di blacklist) Aman terkendali TOP BGT (Top Banget).
Saya lanjut dengan judul topik yang diatas dulu..he.he.hi..hi..hu..hu.. pengiriman ke BP silahkan aja yang mau he.he.. serem ah.. yang kaya silahkan aja...itu cuplikan rekan saya pengusaha truk tronton di daerah Bogor Jawa Barat. Apa sih seremnya oke saya bahas arti dari bahasa seperti itu. Pada zaman dulu...wah kayak dongeng aja. Serius ah.. kita mulai dulu ketika proyek masih sepoy - sepoy proyek BP hanya mengandalkan proyek rutin dan masih sedikit pengusah truk yang menyuplay material bahan kebutuhan BP untuk bahan materialnya seperti pasir, abu batu, split dan lain - lain terkendala pembayaran yang lama. Terhambat pembayaran dalam jumlah besar dapat menyebabkan perputaran modal yang ikut terganggu memang masing - masing mempunyai aturan pembayaran biasanya per sekian ribu kubik baru ada pembayaran itupun masih diefaluasi lagi dan belum tentu bisa cair semua. oh ujung - ujungnya duit to.. ya wajar karena Perusahaan sekelas BP tidak mungkin langsung dengan menerima pembayaran cash karena masih mengikuti prosedur aturan standart proyek kalau sudah sesuai standart material proyek bisa segera dicairkan. Oh ya diperlukan sample material dahulu sebelum pengiriman untuk uji lab nya minimal 20 kg. Untuk dapat mensuply harus sudah ada MoU dengan pihak BP dengan dimilikinya kita PO (purchase order) untuk dapat mengirim material atau kita tidak mempunyai PO bisa mengirim material dengan ikut PO perusahaan lain yang sudah kejasama dengan pihak BP tentunya. Untungnya ikut PO perusahaan lain kita bisa mengambil pembayaran tunai dengan catatan bisa merayu he.he. Jumlah pembayaran yang saya dapatkan informasinya yaitu secara kubikasi misal truk index 22 kubik dikalikan harga jualnya 240 perkubiknya akan mendapatkan gambaran penerimaan kurang lebih Rp 5.280.000. belum dikurangi pengeluaran lain - lain seperti uang jalan dan ongkos truk. Harga pembelian split di querry daerah Rumpin Jawa Barat PT. Lotus mematok harga Rp 70.000 / ton atau kurang lebih Rp 105.000 / M3. PT. Lola, PT. Batu Sarana Persada, PT. MBS, PT. Holcim dan lain - lain beda - beda tipis harganya. masing - masing mempunyai 2 jenis harganya kualitas berbeda. Disebut plant A dan Plant B. Daftar harga akan saya tulis artikelnya di kemudian hari.
Untuk pengiriman berikutnya dan seterusnya apabila menurun kualitas materialnya maka harus hati - hati dan waspada karena pihan BP akan memberikan sangsi seperti ditolaknya pengiriman material kita. Dalam hal ini kondisinya lebih ketat dan disiplin. Mengingat di lokasi querry tidak selalu sama juga kualitas material bisa berubah karena faktor alam jadi harus bisa mencari solusi yang bijak.
Jadi kondisi BP berbeda dengan manajemen terdahulu sekarang lebih baik. Bisa dilihat banyak armada yang masuk ke BP sekarang saya lihat banyak pemain baru juga. pertanda pembayaran dan kebutuhan material yang besar. Pernah saya lihat dilapangan perusahaan BP guna mencukukupi kekurangan stoknya tidak segan - segan mengerahkan armada sewaan dari luar untuk membantu mencukupi stoknya.
Demikian tulisan dari saya semoga bermanfaat lain waktu saya tambahkan artikel yang lebih menarik lagi, semoga bermanfaat mohon maaf kalau penulisan kurang bagus dan mungkin kurang berkenan di hati saudara semua. Terima kasih.
Demikian tulisan dari saya semoga bermanfaat lain waktu saya tambahkan artikel yang lebih menarik lagi, semoga bermanfaat mohon maaf kalau penulisan kurang bagus dan mungkin kurang berkenan di hati saudara semua. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda untuk kemajuan kami. Terima Kasih.